Usai pelantikan kemarin, dan usai menikmati perjalanan 14 jam dari Surabaya menuju Pekalongan, praktis
kegiatan berikutnya adalah lanjut dengan Dinas, tapi dinas cuti, heheheh
*garing-kriuk. Kalo liburan gini paling demen maen dan maen,,tapi kalo ada
temenya. Kalo gak ada temenya palingan mentok dirumah, nonton tv, tidur, makan,
dan maen laptop (Standart). Kalo menurut kamu itu standart, mungkin saya harus
nonton tv sambil kayang, makan sambil keramas, dan maen laptop diatas rel
kereta api (so pasti ora mungkin alias ngayal). Tapi yang jelas, liburan
dirumah itu gak enak, tapi uueeenaak banget, begitu kalo kata taruna di
Magelang sana. Bisa kumpul dengan keluarga, melakukan aktivitas lama seperti
Sholat 5waktu ber-Jamaah di Masjid *asseek*, makan masakan ibu tercinta, lan
sak piturute.
Dari semua aktivitas tersebut,
saya paling benci dengan acara Tivi. Tolong jelaskan kenapa acara di TV itu
semuanya menarik. Walaupun nggak menarik, tapi tv itu nggak mbosenin. Beda
banget sama buku dan koran. Mungkin penerbit buku dan koran harus cari tahu dan
meniru trik dari tv tentang bagaimana caranya menjaga minat para pemirsa untuk
tetap ‘stay tune’ sama produknya itu.
Padahal faktanya, nonton tivi itu
buang-buang waktu. Karena dari 24 jam acara tivi itu beroperasi, mungkin total
hanya 4-5 jam muncul tayangan tivi yang bermanfaat. Seperti berita, sekilas
info, ceramah dan pengajian. So pasti Sinetron, pilem kartun, dan gosip nggak
termasuk dalam tayangan bermanfaat. Tapi mengapa nonton tivi itu enak,,? Sambil
duduk, ngemil, minum teh, makan mie instan. Dan setelah melakukan aktivitas
tersebut secara rutin selama 5 hari, hasilnya adalah Obesitas (gak sampe sih,
Cuma BB bertambah sekian kg), malas, dan pekerjaan terbengkalai. Dan walaupun
kita sadar tentang hal itu, kita masa bodoh dan tetap bersemangat nonton tivi.
Aneh gak sih..??
Itu faktanya kawand, terserah
kamu mau percaya atau tidak, ini pengalaman pribadi saya bukan pengalaman
pribadi anda. Kalo anda tidak setuju, silakan buat tulisan anda sendiri.
Selesai satu acara kita tonton,
ganti acara lain, pindah chanel lain. Giliran gak ada acara bagus, nonton
iklan. Gonta-ganti chanel buat nonton iklan. Padahal yo iklane kui kui wae
(iklan = comersial break). Tapi yowes lah timbang mumet mikir tivi, mending
saiki ndang turu. Ben sesuk iso subuhan nang masjid.