Kamis, 22 Desember 2011

:: PARA DASAR ::


“ Bila apel malam telah tiba, segera bacakan penerjunan.
Hatiku dag dig dug tak karuan, memikirkan nasib mu seorang....”

 
Potongan bait lagu Para mengingatkan saya akan kegiatan waktu lampau yang telah saya lakukan. Bersama dengan rekan-rekan saya, kami berangkat dari Kota Magelang menuju Kota Bandung. Berbekal satu buah Ransel dan satu buah Ponyo Sak serta ditambah satu buah tas pesiar, rombongan kami segera meluncur dari markas Akademi Militer menuju Stasiun Jogjakarta. Berangkat dari Stasiun Jogjakarta menuju Stasiun St.Hall, Bandung.

Tujuan kami bukan BIP, PVJ, apalagi Pasar Baroe. Markas KOPASSUS, Batujajar adalah muara perjalanan kami. Disanalah pusat pelatihan Pendidikan Dasar Para diselenggarakan. Pagi hari kereta yang kami gunakan sampai di Stasiun Kota Bandung. Disana kami disambut oleh Rombongan Pasukan Baret Merah, lengkap dengan helaian selang ditangannya. GeeEeerrRrr, seketika itu pula naluri tempur kami kembali memuncak, dentuman jantung kami bertetak cepat ( jep..ajeb..ajeb..ajeb ). Rombongan kami berlarian keluar dari stasiun menuju truck yang telah disediakan oleh sekolah para. Dari stasiun kami segera diangkut menuju Batujajar.

Hari pertama kita lewati dengan biasa saja. Belum ada yang special. Hanya Orientasi dan perkenalan para Pelatih dan perangkat yang terlibat disana. Keesokan harinya kegiatan kami dimulai dengan materi pelajaran teori di kelas, atau lebih tepatnya kita sebut Hanggar. Beberapa hari berlalu, pelajaran kelas usai, dilanjutkan dengan materi lapangan, atau Ground Training. Disinilah inti dari kegiatan ini. Ground Training dilakukan dengan tujuan untuk melatih siswa agar siap untuk melaksanakan Terjun Payung. Mulai dari pembinaan fisik, penguatan kaki, tehnik terjun dan mendarat yang benar, Sewor Kanan-Kiri, serta materi-materi lain yang sangat menantang.

Memasuki minggu ketiga, kami mulai dibekali dengan tehnik terjun. Sedikit demi sedikit kami diajak untuk melakukan praktek terjun kecil-kecilan, hingga nyaris mendekati ketinggian sebenarnya. Dari mulai Swing Landing, Kipas Pendarat, Mug Tower, dan yang paling tinggi adalah Jump Tower. Di sinilah kami benar-benar merasakan manfaat pembinaan yang dilakukan selama 2 minggu sebelumnya. Karena walaupun kami mendarat menggunakan parasut, ternyata kami juga perlu menggunakan tehnik-tehnik khusus untuk mendarat dengan benar supaya tidak cidera.

Saat yang ditunggu datang, hari pertama terjun menggunakan Pesawat sebenarnya. Mungkin sama dengan siswa yang lain, perasaan takut mengiringi penerbangan kami di hari pertama terjun. Dalam hati bertanya-tanya, “apa yang akan terjadi?. Payung saya ngembang gak ya?” dan lain-lain. Namun rasa penasaran kami mengalahkan segalanya.  

“Kriiing......!!!” Sirine pesawat pun berbunyi, lampu hijau tanda penerjunan siap dimulai, juga sudah menyala. Pintu pesawat terbuka, hembusan dan gemuruh suara angin menambah sensasi penerjunan saat itu. Penerjun pertama berisiap didepan pintu. Aba-aba dari Jump Master ( jump master ini orang yang bertugas menerjunkan atau lebih tepatnya melempar kita keluar dari pesawat ), penerjun pertama pun hilang seketika keluar dari pesawat. Disusul dengan penerjun kedua, kediga, keempat, dan seterusnya. Hari pertama penerjunan selesai, seluruh personl berhasil dilempar dan mendarat dengan selamat.

Kegiatan terjun tersebut berlangsung selama tujuh hari. Materi terjunnya pun bervariasi, yaitu 3 kali terjun siang, 1 kali terjun container, 1 kali terjun container plus senjata, 1 kali terjun malam, dan terakhir adalah 1 kali terjun Wing Day. Total penerjunan adalah sebanyak 7 kali. Mantabs sudah !!

Kesan : Para Dasar merupakan kegiatan yang sangat luar biasa. Ibarat sebuah permainan, mungkin Halilintar atau Tornado yang ada di Dufan itu gak ada apa2nya. Sensasi ketika keluar dari pintu pesawat adalah seperti : Berikut saya simulasikan situasi dan ekspresi di dalam pesawat sampai kami dibuang dari pesawat.
Berdasarkan pengakuan narasumber.
“Kriiiiinggg....!!!” ( sirine berbunyi mengiringi gemuruh suara pesawat )
Jump Master : “Persiapan, merapat semua merapat, waspada tali di blkg kalian”
“Grreeekkk....whussshhh..” ( pintu terbuka seketika hembusan angin berhimpun masuk ke pesawat )
Taruna : “Bismillah....Bismillah...Ya Allah ampuni lah dosa hamba selama ini.”
Jump Master : “Go..Go.. (sambil melempar penerjun satu per satu) ..go..Go..merapat..merapat...”
::ekspresi setelah keluar dari pesawat::
Penerjun : “Astaghfirullah...ehm..(sambil menutup mata, tahan nafas, nyawa hilang beberapa detik), ...eGhrrr...”
Setelah 4 detik keluar dari pesawat,
Penerjun  membuka mata sambil lihat sekeliling, ....suara berubah menjadi hening....penerjun berkata “Alhamdulillah”, mulailah dia mengemudikan payungnya, mengarah pada sasaran pendaratan.,...!!

Kurang lebih seperti itulah gambaran kami saat melaksanakan kegiatan para dasar kemarin. Tak seharusnya kami tuangkan Ekspresi kami melalui media tulis n cerita. Karena sensasinya tidak akan sama dengan apabila anda melakukannya sendiri. Trust Me !!

Pesan : dihimbau kepada rekan-rekan, rekanita dan kerabat alangkah baiknya membeli tiket sebelum naik pesawat, pastikan tiket yang anda beli itu asli dan belum expired. Karena jika salah, akibatnya bisa seperti kami, di lempar dari pesawat gara-gara gak bayar tiket pesawat. *canda saja !!